Kuberitahu kepala sekolah bahwa besok Senin
tidak jadi tatap muka dengan para siswa yang mana saya jadi wali kelasnya yang
baru, walaupun ibu kepala telah mengijinkan meski tetap harus mematuhi standard
covid-19 yaitu anak-anak harus masuk secara bergiliran jadi dua shift, pakai masker,
cuci tangan, check suhu, dengan alasan harus ke Surabaya menjenguk kakak ipar
sakit dan kondisinya sangat memprihatinkan. Kepala sekolah mengijinkan saya
dengan pesan untuk berhati-hati karena Surabaya adalah zona hitam covid-19.
Bersama tante, saya menuju kota dimana kakak
saya tinggal. Perjalanan sangat singkat karena naik kendaraan yang sudah
dicheck kelayakannya sebelum berangkat bahkan sempat mengganti ban mobil kanan
belakang serta lewat tol Yogya-Surabaya hanya menempuh waktu 4 jam. Berangkat jam
23.00 tiba jam 03.00. Karena masih sangat pagi maka agak lama baru bisa masuk
rumah kakak menunggu ada yang bangun bukakan pintu. Saya pingin banget melihat
kakak ipar yang terkapar sakit di kamarnya namun saya harus menahan diri karena
saya harus bersih diri setelah menempuh perjalanan jauh. Setelah subuh saya pun
harus merem sebentar karena super mengantuk. Baru setelah bangun dan bersih
diri, saya beranikan ke kamar kakak ipar. Begitu melihat saya dan tante saya,
beliau menangis. Saya dan tante membujuknya agar bersedia dirawat di rumah
sakit. Alahmdulillah, akhirnya kakak mau dirawat di rumah sakit. Sekarang
kondisinya sudah lebih baik.
Pukul 23.00 saya bersama tante harus segera
balik. Tiba di rumah pas azan subuh. Setelah sholat subuh saya tidur sejenak
sekedar menghilangkan kantuk dan penat. Saat bangun tidur saya buka wa. Ada
pesan yang membuat hatiku gundah. Pesan tersebut dari kepala sekolah: “Sudah
pulang bu?” Saya jawab : “Sudah tadi pas waktu subuh.” Terus beliau bilang
kalau saya harus istirahat di rumah saja dan tidak boleh ke sekolah selama dua pekan.
Ternyata saya harus melaksanakan Isman atau Isolasi mandiri, karena saya
barusan bepergian ke kota yang masuk zona hitam covid-19. Alhamdulillah…saya
harus belajar sabar dan ikhlas.
Yogyakarta, 3 Agustus 2020
No comments:
Post a Comment