Monday, June 8, 2020


Disengat Tawon

Saya sedang mengerjakan sesuatu dengan  laptop di aula sore hari, ketika tiba tiba  terdengar sebuah tangisan yang sangat keras dari kamar anak saya. Saya menduga kalau cucu saya jatuh. Kemudian saya meneruskan pekerjaan saya karena di dalam kamar sudah ada menantu dan anak saya untuk meredakan tangisan cucu saya. Namun tangisan itu tidak kunjung reda malah semakin menjadi jadi. Sepertinya dia merasakan sangit yang amat sangat.
Saya  mendatangi kamarnya. Saya menjumpai cucu saya masih menangis kesakitan sambil memegangi betisnya yang bengkak dan merah. Saya Tanya sama ayah dan mamanya kenapa betisnya bengkak seperti itu. Ayahnya menjawab kalau ia habis bunuh tawaon dan rupanya entup (sengat) nya terlepas dari tawan itu dan kena betis anaknya. Kemudian saya bertanya kenapa dibiarkan. Mamanya menjawab bahwa betisnya yang kena sengatan tawon sudah dikompres air hangat. Namun rupanya hal itu tidak mengurangi rasa sakitnya makanya anaknya terus menangis menjerit njerit. Sudah dikasih minyak tawon pun tetap dia menangis kesakitan.
Mungkin karena kelelahan menangis akhirnya tertidur. Kemudian bangun sekitar pukul 9 malam. Saya masih melanjutkan pekerjaan di laptop yang belum selesai. Saya mendengar dia kembali menangis. Pokoknya malam itu rewel banget. Dia tidak mau makan. Cuma minum saja karena kehausan lantaran terus menangis. Karena saya merasa terganggu dengan tangisannya juga merasa kasihan, saya mendatangi dia di kamarnya lagi. Saya bilang pada ayahnya untuk membelikan paracetamol di apotik. Kalau nanti masih belum reda sakitnya besok kita bawa ke dokter.
Anak saya pulang membawa paracetamol. Awalnya cucu saya tidak mau minum paracetamol, tetapi setelah dibilang rasa jeruk dia mau. Setelah beberapa saat meminumnya, tangisnya kemudian mereda. Tandanya obatnya efektif. Setelah rasa sakitnya hilang dia malah kemudian cerita sambil tertawa tawa. Kakinya masih terlihat bengkak walau sakitnya sudah mereda. Akhirnya dia minta tidur sambil kakinya yang sakit diletakkan di atas bantal guling.
Besok paginya dia bangun tapi sudah sangat siang karena tidurnya hingga larut malam. Setelah sarapan pagi kemudian dimandikan. Dia berjalan tapi pincang. Kalau disenggol betisnya dia berteriak ‘auww’. Biasanya dia lari-lari ke sana dan kemari, tetapi karena betisnya masih bengkak maka dia hanya jalan sambil agak pincang. Lama kelamaan betisnya tidak rasa sakit lagi, namun untuk hilang bengkaknya lumayan lama. Ternyata sengatan lebah memang berbahaya.
Sore hari saya menyapu di kebun, tiba tiba ada tawon yang hampir menyengat jidat saya. Kemudia saya menengadah ke atas untuk menyelidiki kalau ada sarang tawon. Ternyata saya jumpai ada sarang tawong di ranting pohon belimbing wuluh. Sarang masih kecil, baru ada beberapa lubang, tetapi saya khawatir dan menduga bahwa tawon yang dibunuh anak saya  kemudian sengatnya kena cucu saya adalah berasal dari sarang itu.
Saya lapor ke anak saya juga suami saya bahwa ada sarang tawon di pohon belimbing wuluh. Saya bilang untuk memusnahkannya sebelum sarangnya jadi besar. Anak saya cuma menenggok tetapi tidak membuangnya. Dia bilang harus hati hati karena sengatannya bisa membahayakan. Suami saya juga cuma menengok saja. Rupanya mereka berdua juga berpikir dalam bagaimana untuk mengatasinya. Karena memang kalau tidak hati-hati, tawon-tawon itu bisa menyerang kita saat merasa terganggu.
Keesokan harinya saya membakar sampah dekat pohon belimbing yang ada sarang tawonnya. Rupanya asap dari kegiatan saya membakar sampah cukup membuat tawon-tawon itu menjauh dan pergi entah ke mana. Kesempatan itu saya manfaatkan untuk mengambil sarang tawon dengan pancong yang biasa saya pakai untuk menanam tanaman. Saya amati sarang tersebut sudah ada beberapa anak tawon yang sudah hampir dewasa dan siap terbang. Mumpung api masih menyala, buru-buru saya masukkan sarang tersebut ke dalam api yang membara. Lega perasaan saya, karena sarang tawon sudah saya musnahkan.
Saya mencoba untuk mencaritahu tentang tawon dengan ciri-ciri panjang sekitar 2,6 cm, warna hitam dan tengah nya kuning mengkilat, sayapnya hitam dan ekornya agak runcing. Ternyata namanya Tawon Ndas atau Vespa Affinis. Ini adalah jenis tawon yang sangat berbahaya, bahkan bisa mematikan jika menyerang seseorang secara bergerombol. Ciri lainnya adalah mereka makan sampah, bangkai serangga bahkan makan serangga hidup, memiliki efek sengat yang sangat mematikan.
Mengapa tawon Ndas ini bisa sangat agresif menyerang manusia? Sebenarnya habitat aslinya adalah di hutan dataran randah. Namun lanatarn habitatnya semakin berkurang, maka dia membuat sarang di atap –atap rumah manusia. Dengan demikian hidupnya menjadai dekat dengan manusia. Karena itu, jika mereka merasa terganggu oleh manusia maka mereka akan menyerang secara bergerombol. Jika mendapatkan serangan tawon ndas dan tidak segera tertangani dengan baik maka akan dapat membahayakan nyawanya.

5 comments:

  1. Rasanya seperti tersengat listrik ya Oma?

    Masya Allah, udah oma-oma masih semangat menulis. Luar biasa 👍👍👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya seperti itulah disengat tawon. Saya sampai kasihan banget lihat cucu saya 3,6 tahun menangis terus. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh. Cuma kemarin dia garuk garuk bekas sengatan lebah samapi lecet. Katanya gatal banget.

      Delete
  2. Keren Oma... cerita lancar mengalir...

    ReplyDelete