Disengat Tawon
Sumber gambar : https://borneo24.com/wp-content/uploads/2020/04/tawon-1-copy.jpg
Saya sedang mengerjakan sesuatu
dengan laptop di aula sore hari, ketika
tiba tiba terdengar sebuah tangisan yang
sangat keras dari kamar anak saya. Saya menduga kalau cucu saya jatuh. Kemudian
saya meneruskan pekerjaan saya karena di dalam kamar sudah ada menantu dan anak
saya untuk meredakan tangisan cucu saya. Namun tangisan itu tidak kunjung reda
malah semakin menjadi jadi. Sepertinya dia merasakan sangit yang amat sangat.
Saya
mendatangi kamarnya. Saya menjumpai cucu saya masih menangis kesakitan
sambil memegangi betisnya yang bengkak dan merah. Saya Tanya sama ayah dan
mamanya kenapa betisnya bengkak seperti itu. Ayahnya menjawab kalau ia habis
bunuh tawaon dan rupanya entup (sengat) nya terlepas dari tawan itu dan kena
betis anaknya. Kemudian saya bertanya kenapa dibiarkan. Mamanya menjawab bahwa
betisnya yang kena sengatan tawon sudah dikompres air hangat. Namun rupanya hal
itu tidak mengurangi rasa sakitnya makanya anaknya terus menangis menjerit
njerit. Sudah dikasih minyak tawon pun tetap dia menangis kesakitan.
Mungkin karena kelelahan menangis
akhirnya tertidur. Kemudian bangun sekitar pukul 9 malam. Saya masih
melanjutkan pekerjaan di laptop yang belum selesai. Saya mendengar dia kembali
menangis. Pokoknya malam itu rewel banget. Dia tidak mau makan. Cuma minum saja
karena kehausan lantaran terus menangis. Karena saya merasa terganggu dengan
tangisannya juga merasa kasihan, saya mendatangi dia di kamarnya lagi. Saya
bilang pada ayahnya untuk membelikan paracetamol di apotik. Kalau nanti masih
belum reda sakitnya besok kita bawa ke dokter.
Anak saya pulang membawa paracetamol.
Awalnya cucu saya tidak mau minum paracetamol, tetapi setelah dibilang rasa
jeruk dia mau. Setelah beberapa saat meminumnya, tangisnya kemudian mereda. Tandanya
obatnya efektif. Setelah rasa sakitnya hilang dia malah kemudian cerita sambil
tertawa tawa. Kakinya masih terlihat bengkak walau sakitnya sudah mereda.
Akhirnya dia minta tidur sambil kakinya yang sakit diletakkan di atas bantal
guling.
Besok paginya dia bangun tapi sudah
sangat siang karena tidurnya hingga larut malam. Setelah sarapan pagi kemudian
dimandikan. Dia berjalan tapi pincang. Kalau disenggol betisnya dia berteriak ‘auww’.
Biasanya dia lari-lari ke sana dan kemari, tetapi karena betisnya masih bengkak
maka dia hanya jalan sambil agak pincang. Lama kelamaan betisnya tidak rasa
sakit lagi, namun untuk hilang bengkaknya lumayan lama. Ternyata sengatan lebah
memang berbahaya.
Sore hari saya menyapu di kebun,
tiba tiba ada tawon yang hampir menyengat jidat saya. Kemudia saya menengadah
ke atas untuk menyelidiki kalau ada sarang tawon. Ternyata saya jumpai ada
sarang tawong di ranting pohon belimbing wuluh. Sarang masih kecil, baru ada
beberapa lubang, tetapi saya khawatir dan menduga bahwa tawon yang dibunuh anak
saya kemudian sengatnya kena cucu saya adalah
berasal dari sarang itu.
Saya lapor ke anak saya juga suami
saya bahwa ada sarang tawon di pohon belimbing wuluh. Saya bilang untuk
memusnahkannya sebelum sarangnya jadi besar. Anak saya cuma menenggok tetapi
tidak membuangnya. Dia bilang harus hati hati karena sengatannya bisa
membahayakan. Suami saya juga cuma menengok saja. Rupanya mereka berdua juga
berpikir dalam bagaimana untuk mengatasinya. Karena memang kalau tidak
hati-hati, tawon-tawon itu bisa menyerang kita saat merasa terganggu.
Keesokan harinya saya membakar
sampah dekat pohon belimbing yang ada sarang tawonnya. Rupanya asap dari
kegiatan saya membakar sampah cukup membuat tawon-tawon itu menjauh dan pergi
entah ke mana. Kesempatan itu saya manfaatkan untuk mengambil sarang tawon
dengan pancong yang biasa saya pakai untuk menanam tanaman. Saya amati sarang
tersebut sudah ada beberapa anak tawon yang sudah hampir dewasa dan siap
terbang. Mumpung api masih menyala, buru-buru saya masukkan sarang tersebut ke
dalam api yang membara. Lega perasaan saya, karena sarang tawon sudah saya
musnahkan.
Saya mencoba untuk mencaritahu
tentang tawon dengan ciri-ciri panjang sekitar 2,6 cm, warna hitam dan tengah
nya kuning mengkilat, sayapnya hitam dan ekornya agak runcing. Ternyata namanya
Tawon Ndas atau Vespa Affinis. Ini adalah jenis tawon yang sangat berbahaya,
bahkan bisa mematikan jika menyerang seseorang secara bergerombol. Ciri lainnya
adalah mereka makan sampah, bangkai serangga bahkan makan serangga hidup,
memiliki efek sengat yang sangat mematikan.
Mengapa tawon Ndas ini bisa sangat
agresif menyerang manusia? Sebenarnya habitat aslinya adalah di hutan dataran
randah. Namun lanatarn habitatnya semakin berkurang, maka dia membuat sarang di
atap –atap rumah manusia. Dengan demikian hidupnya menjadai dekat dengan
manusia. Karena itu, jika mereka merasa terganggu oleh manusia maka mereka akan
menyerang secara bergerombol. Jika mendapatkan serangan tawon ndas dan tidak
segera tertangani dengan baik maka akan dapat membahayakan nyawanya.
Rasanya seperti tersengat listrik ya Oma?
ReplyDeleteMasya Allah, udah oma-oma masih semangat menulis. Luar biasa 👍👍👍
Ya seperti itulah disengat tawon. Saya sampai kasihan banget lihat cucu saya 3,6 tahun menangis terus. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh. Cuma kemarin dia garuk garuk bekas sengatan lebah samapi lecet. Katanya gatal banget.
DeleteKeren Oma... cerita lancar mengalir...
ReplyDeleteTerimakasih bu..appresiasinya :)
ReplyDeleteTerimakasih :)
ReplyDelete