Jelang
tidur tadi malam suamiku bilang bahwa besok pagi subuh harus mengisi pengajian
perdana di sebuah masjid yang sekian lama tidak ada aktifitas pengajian karena pandemi
covid-19. Beliau jiga bilang agar membangunkan jika beliau mesih ketiduran agar
tidak terlambat subuhan di masjid yang dimaksud.
Saya terbiasa bangun pagi-pagi
sekali antara jam tiga dan empat dini hari. Pagi tadi saya terbangun pukul 03.15.
Saya lalu bersih diri di kamar mandi. Tidak lupa saya merebus air untuk seduh teh
atau kopi pagi. Lalu saya sholat malam sunnah. Rupanya mendengar saya
terbangun, suami juga bangun sebelum saya bangunkan.
Beliau langung starter sepeda
motor setelah selesai wudu dan berpakain rapi layaknya orang yang mau ceramah. Beliau
mengenakan baju koko, pakai sarung lalu memakai kopyah Mesir dan tidak lupa
mengalungkan sorban di leher. Setelah bunyi motor stabil, langung beliau tancap
gas menuju masjid. Masjid dari rumah berjarak sekitar 1,5 km. Masjid terletak
di pinggir jalan ringroad di Maguwoharjo.
Setelah selesai subuhan, saya lalu
menyeduh susu kambing etawa campur kopi dikit supaya tidak amis. Kemudian saya
tutup mimuman yang sudah saya buat lalu saya letakkan di meja depan. Saya
seruput sedikit lalu saya letakkan lagi di meja. Kemudian saya ambil sapu dan
menyapu lantai dan juga beres-beres. Kebetulan tadi malam banyak tamu dari kampong
halaman suami yaitu dari Flores NTT. Mereka adalah anak-anak yang akan
melanjutkan studi di Yogyakarta.
Saya membuka laptop saya yang
otomatis tersambung ke internet. Untuk menghangatkan badan, saya buka channel
youtobe lalu saya cari video senam yang ringan lalu yang agak berat. Ketemu
senam poco-poco , langsung lah saya mengikuti gerakan yang ada di video
tersebut.
Karena musiknya lumayan keras,
lalu anak lelaki saya terbangun kemudian mengintip saya yang lagi senam. Ketika
saya putar badan mengikuti gerakan yang di video, saya terkejut lihat anak saya
membuka tirai. Dia pun tertawa melihat saya terkejut. Saya juga tertawa sambil
bilang…kaget aku.
Setelah selesai senam, saya
ingat suami pesan agar mengasih makan kecing dan anak-anaknya. Saya uleg ikan
keranjang lalu dicaput nasi lalu saya letakkan di tempat makan kucing. Dengan
lahap mereka makan lalu pergi main main.
Saya balik ke laptop lalu saya
membuka facebook. Ada materi sastra yang bagus dan penting, maka saya lalu
membuka dokumen word yang kosng untuk menyimpan materi dari pa Rony Sastra di grup
Media Guru Indonesia. Lagi asyik mengkopi, tiba-tiba suami datang sambil
bertanya apakah mesin mesin jahit yang diservis kemarin sore oleh tukang servis
sudah bagus semua. Saya jawab sudah beres.
Di masjid yang suami saya
diundang untuk pengajian perdana di masa new normal ini, seperti sebelumnya
sebelum masa pandemic adalah menyediakan sarapan pagi untuk para jamaah setelah
selesai kajian. Saya bertanya sudah sarapan di masjid ya. Beliau menjawab iya
sudah. Pagi ini menunya bubur ayam Jakarta. Lalu beliau juga bilang bahwa di
sepeda motornya sudah dicantoli bubur ayam yang sudah di kemas oleh marbot
masjid tersebut. Sekarang bubur ada di
meja dapur, lanjutnya.
Saya menuju meja dapur dan
membuka bungkusan yang ternyata berisi tiga paket bubur ayam. Saya ambil satu
lalu saya santap. Lumayan enak. Kebetulan lapar sehabis senam mengikuti senam
dari video youtube. Sambil menyantap saya Tanya apakah banyak jama’ah yang ikut
pengajian. Beliau menjawab lumayan banyak. Hampir penuh masjidnya oleh jamaah
yang mengikuti pengajian Ahad pagi. Jama’ah juga aktif bertanya tentang materi
pengajian yang disampaikan beliau. Saya bilang Alhamdulillah. Rupanya jama’ah
masjid sudah rindu dengan kajian-kajian Ahad pagi seperti yang biasa diadakan
sebelum pandemi.
Suami cerita bahwa pengajian
tadi dihadiri oleh mereka yang tinggal di sebelah timur sungai disamping dari
lngkungan sekitar masjid. Mereka naik sepeda motor menuju masjid. Mereka tiba
sebelum subuh, sehingga mereka mengikuti sholat jama’ah subuh yang diimami oleh
beliau. Mereka tampak lega bisa ke masjid lagi setelah sekian lama melaksanakan
ibadah hanya di rumah saja.
Yogyakarta,
5 Juni 2020
Masya Allah.... Oma luar biasa... Banyak hikmah dari cerita Oma pagi ini. Terima kasih Oma.
ReplyDeleteTerimakasih bu Leni
DeleteAlhamdulillsh... makin lancar Oma... lsnjutkan...
ReplyDeleteTerimakasih pa Cahya
ReplyDelete